Jumat, 28 April 2017
NGOMONG MAH GAMPANG!
Ada yang menarik dari Sukabumi kali ini. Khususnya untuk kawasan Kabupaten Sukabumi. Netizen di berbagai media sosial sedang viral akan hashtag #NgomongMahGampang hal ini terjadi karena ucapan dari Bupati Sukabumi #NgomongMahGampang begini kurang lebih:
"Sampai saat ini di seluruh Indonesia tidak ada aturannya. Teori mah gampang, ngomong mah gampang. Ngomong duitna ti dieu ti dieu, gampang ngomong mah aturan pemerintahnya mana? Arek menta ka saha duitna kitu, hayoh we ngenah siga penonoton maen bola, ah camplang siah te bisa nyepak nyepak acan, padahal jang lumpat oge geus euweuh," Ucap Marwan Hamami Bupati Kabupaten Sukabumi
Sumber Sukabumiupdate.com
Intinya netizen sering mengeluh dan berkomentar tentang buruknya infrastuktur jalan raya di Sukabumi, apalagi jika musim hujan datang. Keluhan tersebut memang sesuai dengan fakta kalau di Sukabumi masih banyak jalan hancur dan berlubang. Jika tidak percaya, cobalah melintas di jalan Cicurug (perbatasan Bogor) menuju terus sampai ke Cisaat. Belum lagi dengan jalan raya lainnya. Misalkan jalan Pangleseran yang tepat didepan pabrik KINO berdiri. Betapa parahnya jalan tersebut, sudah serupa dengan kolam lele. Jika melintas kita pengendara harus ekstra hati-hati karena jalannya yang licin dan harus memperkirakan dalamnya lobang disana. Saya berani bertaruh bahwa Bupati takkan mau melintas kesana.
Bupati berpendapat, bahwa panjangnya jalan di Sukabumi tidak sebanding dengan anggaran Dinas Pekerjaan Umum. Tentu saja alasan tersebut tidak membuat netizan puas. Mereka bahkan berkata jika alasan tersebut tidak lebih manis dari janji - janji kampanye yang sebelumnya dijanji - janjikan. Lalu dimana mental putera terbaik daerah yang tahu seluk beluk Sukabumi yang sudah teruji dan profesionalitas? Jika disindir oleh warganya malah mengeluh.
Harusnya sebagai Bupati, beliau harus bisa menenangkan warganya. Mencarikan solusi yang terbaik. Tapi jika membaca pernyataan #NgomongMahGampang saya merasa Bupati menghindar dari kritikan netizen, bahkan menyalahkan pihak lain dijajarannya yang tidak cepat tanggap.
Melihat Sukabumi sekarang memang tidak ada perubahan signifikan dengan Sukabumi sebelum beliau menjabat, disamping jalan rusak, macet, bertambah jumlah pabrik mungkin itu saja prestasi yang bisa dibanggakan. Padahal jika bisa, cari masalah mengapa jalan tersebut sering rusak. Apakah sering dilalui kendaraan berat? Atau membangunnya dengan material murah? Atau ada korupsi disana, yang harusnya jalan dibangun 15km tapi yang dikerjakan hanya 13km? Hehehehe
Jika kendaraan berat adalah biang keroknya, mengapa tidak dibuatkan peraturan khusus jika kendaraan berat harus bla bla bla bla, dapat beroperasi bla bla bla, dan perusahaan yang mempunyai lebih dari 10 kendaraan berat harus bla bla bla bla dan membayar pajak sekian sekian sekian. Karena toh semenjak jalan raya banyak yang jelek tingkat kecelakaan pun semakin meningkat. Apakah ini mendapat perhatian khusus dari sang Bupati? Hehehe
Atau cara lain. Misal dana adalah masalah yang utama. Mengapa tidak memunguti pajak dari puluhan pabrik yang berdiri di Sukabumi? Tentunya dengan dibuatkan peraturan khusus. Atau mencari dana, misal mencari sponsor dengan menggaet pihak swasta jika Dinas PU masih sangat malas untuk bekerja, dengan berbagai dana CSR. Atau yang lebih simple lagi, buat Tim Khusus untuk cepat tanggap dalam memperbaiki jalan rusak.
Menjadi seorang Bupati atau pemimpin memanglah tidak mudah, harus menjadi seorang yang sabar, cerdas, kreatif dan sabar. Menyikapi berbagai kritikan harus dengan tenang, jangan malah seolah-olah menyalahkan. Kritikan datang itu karena ada perhatian, artinya Bupati masih diakui oleh warganya. Maka dari itu kami mengharapkan adanya kinerja dari Bupati dan jajarannya untuk menjadikan Sukabumi yang lebih baik dengan berbagai persoalan didalamnya. Jangan hanya berita yang muncul saat peresmian-peresmian saja yang sudah bosan kami lihatnya. Tunjukan bahwa Sukabumi bisa, ajak warga untuk memperbaiki berbagai persoalan. Sejatinya setiap masalah akan selesai bila diselesaikan bukan didiamkan karena alasan ini dan itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar