Lengkah Maddah diadakan pada tanggal 7 Maret 2012 tepat pada malam jumat. Acara ini khusus untuk dewasa (18+) dengan persyaratan memiliki KTP/SIM dan kuota kurang lebih 150 orang. Setelah daftar dan saya bersyukur lolos tahap pendaftaran untuk mengikuti acara ini.
Saya dan teman saya Akew pergi bersama, kebetulan dia mengikuti acara ini seperti saya. Kami berangkat dari Setiabudhi pukul 18:00 sore sedangkan acara itu sendiri dimulai pada pukul 18:30. Hampir sudah mau sampai tujuan yang letaknya di belakang Gedung Sate hujan deras mewarnai petualangan kecil saya hari itu. Sudah banyak orang berkumpul disana untuk melakukan registasi ulang, saya dan Akew hanya diam saja karena tidak tahu tentang acara ini, jujur saya ikut pun karena iseng-iseng saja dan ingin menambah pengalaman.
Sesudah registasi ulang, dan semua peserta dijadikan beberapa kelompok. Saya sendiri berada di kelompok Norma dengan tanda pita warna putih yang berjumlah 7 orang ( 5 laki-laki dan 2 perempuan) sedangkan Akew entah dia dikelompok apa dan dengan siapa. Singkatnya kami pun berkenalan meskipun sesudahnya saya lupa dengan nama-nama mereka. Dikumpulkanlah semua peserta di lapangan Gasibu yang sebelumnya berjalan melelui halaman Gedung Sate. Gedung Sate terlihat gagah malam itu dengan pencahayaan yang tepat, keadaan sesudah hujan ini baru pertama saya masuk ke halaman Gedung Sate pengalaman yang langka menurut saya.
Pukul 20:00 malam panitia memberikan sedikit arahan sebelum acara dimulai. Tak lama setelah itu semua kelompok beri sebuah petunjuk dan memasuki sebuah Jeep tanda acara dimulai. Kelompok saya yang bernama kelompok Norma itu melakukan perjalanan pertama ke sebuah rumah tua yang berada di Jl. Jawa. Tibalah disana, secara garis besar petujuk itu menyuruh kita untuk "menghabiskan kue". Masuklah kita, terlihat semua kelompok saya ketakutan termasuk ketua kelompok saya yang bernama Kemal. Karena suasanya seperti berada kembali ke tahun 80an, gelap, terdengar musik klasik, dan dekoran khas sebuah keluarga Belanda. Dipandu oleh panitia yang sudah ber make up mirip seperti nenek-nenek dan Noni Belanda menambah semakin mencekam suasana di rumah itu. Semua teman-teman saya hanya diam dan sangat takut tapi saya memang tak merasa takut saat itu, kita dibawa ke sebuah meja makan keluarga yang besar dan diatasnya banyak makanan yang diatasnya ditaburi oleh cacing-cacing kecil. Saya pertama kali duduk, lalu Noni itu pun memberi saya kue yang nampaknya harus dimakan. Setelah dengan teliti dilihat baik-baik kalau kue itu aman langsung saya memakannya tanpa ragu karena memang menurut clue nya pun harus "menghabiskan kue" lalu cara ini diikuti oleh teman-teman saya yang lain. Setelah kue habis, saya di persilahkan untuk pergi dari rumah itu, lalu diberi clue selanjutnya untuk melanjutkan petualangan kecil ini. Ingat! itu kuenya gak enak loh, bikin eneg.
Petunjuknya yaitu kita harus pergi ke sebuah hutan kota, ya ke Babakan Siliwangi kemana lagi. Menyuruh kami untuk mencari sebuah "mainan sebanyak 10 biji". Sempat berunding dengan teman-teman yang lain lalu ternyata mainan itu pun adalah sebuah kelereng. Sempat kebingungan tapi untunglah kelereng itu mudah ditemukan yang berada ditengah jalan setapak yang kita lalui di hutan kota itu. Semua kelereng berhasil ditemukan, akan tetapi karena petunjuk tidak terlalu jelas kami sempat bingung untuk mencari jalan pulangnya lewat mana. Akhirnya kita harus pergi mengelilingi lewat Sabuga untuk keluar dan menemui mobil Jeep yang setia mengantarkan kami untuk melanjutkan petualangan ini ke tempat-tempat yang tidak kami sangka.
Perjalanan selanjutnya mengantarkan kami harus mengunjungi sebuah sekolah yang sudah ada sejak jaman Belanda. Lagi-lagi ini membuat kelompok kami bingung antara SMA 3 atau 5. Lalu diambilah sebuah keputusan dengan SMA 5 sebagai pilihan. SMA 5 Bandung memang sudah ada sejak jaman Belanda. Setelah Indonesia merdeka sekolah itu diambil alih dan dijadikan sekolah SMA Negeri milik pemerintah. Konon disana terdapat sebuah ruangan yang setiap malam jendelanya harus selalu dibuka, dan juga terkenal dengan penunggunya yang bernama Nancy. Clue yang kami dapat memberikan sebuah petunjuk yang diharuskan kami memasuki sebuah ruangan. Inilah bagian yang paling menegangkan menurut saya, setelah memasuki sekolah dan pintu utama ditutup, kita serasa berada disebuah masa lalu yang penuh dengan hawa menakutkan. Menaiki tangga secara perlahan disambut dengan orang-orang Belanda yang berpenampilan mengerikan dengan luka, darah diseluruh badan yang sedang menari-nari dengan irama khas dari Belanda itu. Semua ketakutan, kecuali saya. Saya memang tak pernah takut dengan hal-hal seperti ini. Karena saya beranggapan hal ini semua telah di setting, hanya saja kita harus melaluinya secara alami. Suasananya memang seram, tak terbayang ketika si Kemal, ketua kelompok kami menarik erat jaket saya da bilang "A. . aa. . Sok mangga dipayun a" Saya hanya bisa tertawa saja "hahahaha. . Siap". Kita masuk ke ruangan tersebut, tiba-tiba ada sebuah suara benda jatuh "brugg. . brug. . brug!!" ternyata itu adalah boneka dengan potongan tubuh yang terpisah dan kita bertugas harus "menyatukannya kembali". Dalam keadaan menegangkan dan ditakut-takuti oleh tokoh orang Belanda yang mengerikan kami pun tetap fokus dengan tugas ditunjukan oleh clue itu.
Selesai di SMA 5, disaat kita kembali menaiki Jeep dan bergegas melanjutkan ke sebuah tempat yang bernama "Pandu". Pandu adalah sebuah komplek kuburan kuno yang sudah ada sejak jaman Belanda dan memang isinya kuburan kuno yang isinya orang-orang Cina, Belanda, dan masyarakat yang beragama Kristen.
Ada saja hal lucu selama perjalanan, mungkin entah tegang atau lapar, haus. Beberapa anggota kami meminta ingin membuang air kecil dan berbelanja di sebuah toko di dekat Jl. Aceh. Inilah Pandu, komplek kuburan itu dengan clue selanjutnya adalah "mengunjungi kuburan Belanda" kita berjalan dalam suasana gelap hanya cahaya dari lampu HP yang membawa kita mencari kuburan itu. Semua melirik ke segala penjuru terlihat ada sumber cahaya lilin disebuah sudut. Memberikan sebuah bungan dan diberikanlah sebuah gambar untuk menuju ke kekuburan lainnya sampai akhirnya semua tugas selesai. Karena waktu sudah menunjukan pukul 23:30 malam, maka panitia menyuruh kita agar langsung menuju Gedung Seni Rumentang Siang. Sebetulnya masih ada tempat yang harus dikunjungi lagi, yaitu Taman Maluku dan Rumentang Siang. Tapi karena sudah terlalu malam panitia memutuskan untuk langsung menujung Rumentang Siang pertanda petualangan kecil ini selesai.
Akhirnya semua lelah terbayarkan dengan berbagai suguhan yang disediakan panitia seperti Bajigur, Sekoteng, Gorengan dan lain-lain. Sudah pukul 24:00 malam tepat tengah malam semua peserta memasuki ruangan yang sepertinya ini akan menjadi puncak dari acara Lengkah Maddah ini.
Tak lama sebuah lampu menyorot panggung dan band Sarasvasi menyanyikan lagu pembuka, tapi saya tidak tahu judulnya, maklum saya memang bukan fans berat mereka.
Sesekali bercerita melalui sebuah surat yang dibacakan oleh Risa dan personel yang lain untuk mencairkan suasana dan tak lupa mereka menyapa Sarasvamily (nama fans dari Sarasvati) kita para peserta Lengkah Maddah yang memang lelah pada malam itu. Tapi semua terbayarkan dengan penampilan dari Sarasvati yang memukau menghibur kami dengan lagu-lagu nya serta konsep yang tidak pernah kami bayangkan dan dengan datangnya bintang tamu seperti Arina (Mocca) dan Tulus yang berduet dengan Sarasvati benar-benar memberikan penampilan yang berbeda. Secret Gigg ini memang sangat spesial menurut kami karena hanya 150 orang yang menyaksikannya serta konsep yang berbeda yang ditampilkan Sarasvati dikonser-konser sebelumnya membuat kami terpesona dan memberikan standing applause diakhir acara. Malam itu Sarasvati tampil sekitar 2 jam dengan menyayikan sekitar 10 lagu kalau tidak salah. Semua peserta nampak bahagia saat keluar dari Rumentang Siang yang berada disamping Pasar Kosambi saling bertukar pengalaman dengan kelompok lain selagi menuju Jeep untuk kembali ke belakang Gedung Sate bertanda acara ini telah usai.
Ini adalah pengalaman pertama saya berpetualang dimalam hari dengan mengunjungi tempat-tempat yang banyak orang dibilang angker. Dan diakhiri dengan penampilan Sarasvati yang sangat spesial malam itu. Yang saya tahu hanya lagu "Cut and Paste" saja yang kebetulan dibawakan oleh pianis Sarasvati saat di Rumentang Siang.
Ah.... sudah sampai kita di belakang Gedung Sate, semua menyampaikan salam perpisahan yang diawali pertemuan yang sangat singkat. Saya pulang dengan Akew dijalan kita saling bertukar cerita sepanjang perjalanan pulang. Terima kasih Lengkah Maddah, Sarasvati, Kelompok Norma ( Kemal, Chandra, Irfan, Bayu, Adisti, Sinta, dan saya sendiri You are awesome!)
photo by: @sarasvatimusic
nulis juga hehe
BalasHapusgan boleh yah saya ambil artikelnyanya...
BalasHapusYups, silahkan :)
Hapusmiss u Norma team :*
BalasHapus